Belakangan
ini sebagai anggota masyarakat dari sebuah bangsa yang besar Indonesia kita
sangat sulit sekali mendapatkan rasa nyaman dan juga keamanan serta kedamaian.
Cukup mengherankan dan menyedihkan memang, sebuah bangsa yang lahir dari
perjuangan dan pengorbanan selama kurang lebih 350 tahun untuk merebut kembali
kemerdekaan yang terrenggut, yang harus dibayar dengan nyawa dan darah hingga
akhirnya mendapat kemerdekaan yang diidamkan kini tak memiliki kedamaian dan
ketentraman. Seolah tidak ada gunanya semua tumpah darah para pejuang yang
meraih kemerdekaan ini.
Tidak
tegasnya pemimpin, wakil rakyat yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri
dan tidak punya tanggung jawab serta aparat keamanan yang tak mempunyai wibawa
untuk menegakkan keamanan dan ketertiban umum adalah penyebab kekisruhan di
negara indonesia ini.
Selain
itu mahalnya kebutuhan hidup, sulitnya mencari lapangan kerja untuk menyambung
hidup serta keadaan sosial yang kian tak kondusif membuat semakin kisruhnya bangsa
ini.
Tidak tegasnya
pemimpin
Akhir
bulan Maret lalu kursi wakil rakyat dan juga tanah indonesia di panaskan dengan
rencana kenaikan BBM yang disebabkan naiknya harga minyak dunia dan karena
bobolnya dana APBN. Program-program pemerintah yang gagal/tidak memenuhi tarjet
waktu juga menyebabkan semakin membengkaknya dana APBN. Selain premium
bersubsidi yang salah sasaran, yang harusnya dinikmati kalangan rakyat kecil
namun kalangan berduit bahkan pejabat pun tak sedikit yang ikut menggunakan BBM
bersubsidi.
“Sebagai seorang pemimipin,
sudah menjadi tanggung jawab saya untuk menerima setiap konsekwensi yang akan
muncul” itulah ucapan presiden saat pidatonya maret
lalu. Rencana kenaikan BBM yang diundur apakah karena presiden takut atas
kemarahan rakyat atau ia ingin mencuri simpati untuk 2014 siapa yang tahu?!
Namun yang jelas sebagai pemimpin, kali ini SBY tak menunjukkan ketegasannya.
Padahal sebagai mantan seorang Jendral TNI harusnya ia menjunjung tinggi
ketegasan dalam bertindak dan berkata.
Masih
ingatkah anda dengan slogan “STOP KORUPSI” , ya, slogan tersebut
adalah slogan dari salah satu partai yang ternyata kini para anggotanya di DPR
justru banyak tersandung kasus korupsi.
Lalu masihkah mereka dapat dipercaya jika apa yang mereka larang justru mereka
lakukan?!Kalau seorang wakil rakyat tak lagi dapat dipercaya, lalu siapa lagi
yang harus dipercaya oleh rakyat?! Harusnya mereka ingat bahwa yang memilih
mereka, yang memberikan mereka fasilitas, yang menyejahterakan kehidupan mereka
adalah rakyat. Tapi tanpa ada rasa malu serta tak adanya rasa puas, mereka
tega-teganya mereka masih mencuri uang rakyat.
Berbagai
macam kasus kadang terbengkalai begitu saja tanpa adanya kejelasan tentang
kelanjutannya. Masih ingatkah anda tentang kisah anak yang mencuri sandal,
wanita tua mencuri kapuk, wanita mencuri pisang? Hukuman yang dibebankan sama
sekali tidak setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat. Sedangkan mereka
yang merenggut uang rakyat yang bernilai milyaran dan ratusan juta hanya di
hukum beberapa bulan, selain itu mereka juga mendapat fasilitas yang nyaman.
Bagaimana
para generasi koruptor mau takut, bila di hotel prodeo pun mereka masih dapat
menikmati fasilitas-fasilitas yang biasa mereka dapatkan. Sistem yang membuat
jera para penjahat kelas kakap ini sepertinya tidak ada. Seandainya diberikan
hukuman mati atau di arak ditengah pasar sambil di lempari batu bagi mereka
yang korupsi, maka tingkat korupsi di negeri ini akan berkurang sedikit demi
sedikit.
Sebagai
bangsa yang dahulu pernah diperebutkan oleh bangsa-bangsa belanda, portugis,
perancis hingga jepang karena kekayaan kita, harusnya kita hidup makmur dan
sejahtera. Namun apa yang terjadi?! Seolah tertindas di negeri sendiri kita
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pemerintah mengimport hasil-hasil
pertanian dari luar negeri, sehingga membuat anjloknya harga hasil tani para
petani lokal. Bukankah sebagai negeri yang kaya, kita harusnya mengekspor?!
Banyak sekali pertanyaan yang muncul saat rakyat terjepit. Pertanyaan yang
mengumbar amarah dan kekecewaan. Rakyat hanyalah kaum lemah, tapi di balik
lemahnya rakyat mereka menyimpan sebuah kekuatan besar. Para penjajah dahulu
pernah dipukul mundur, bukan hal yang tak mungkin bila pemerintahan pun dapat
ditumbangkan.
Hal
ini ibarat bom waktu, apabila pemerintah tidak bergegas membenahi sistem yang
ada, bekerja dengan hati dan juga penuh tanggung jawab, maka bom waktu itu akan
segera meledak dan menghancurkan persatuan dan kesatuan indonesia ini,
menghancurkan mimpi-mimpi para pejuang yang telah meneteskan darah mereka untuk
satu kata MERDEKA. Timor leste, Papua, dan Aceh sudah merasa tidak nyaman
dengan bangsa indonesia dan mereka ingin memisahkan diri. Bukan hal yang tak
mungkin bila daerah-daerah lain ikut menyusul untuk membebaskan diri dari penjajahan
yang dilakukan oleh pemerintah mereka sendiri.
Maka, marilah kita bersama-sama memperbaiki
yang telah rusak. Memperbaiki pemikiran mulai dari tingkat masyarakat hingga
tingkat pemerintahan bahwa NKRI adalah harga mati, maka dari itu kita harus saling
menjaga.Membangun yang belum ada, apa yang kurang dari negeri ini harus kita
miliki, seperti budaya jujur dan tanggung jawab. Apabila budaya jujur dan
tanggung jawab telah kita miliki, maka sepatutnya harus kita jaga. Harapan
untuk sebuah kemajuan pasti masih dimiliki dihati setiap warga bangsa ini. Dan
harapan itu tertambat di pundak generasi pemuda, generasi yang penuh semangat
dan juga penuh cinta. Sebagai seorang rakyat, kita hanya bisa mengkritik dan
berteriak, karena sebenarnya kita telah “Menggaji” para anggota DPR dan MPR
bahkan Presiden untuk bekerja dengan baik dan benar demi kemajuan sebuah bangsa
yang besar ini.