Jumat, 01 Juni 2012

Leaflet lomba n Jawaban Enterpreanurship "Membangun Bojonegoro"


Soal Pertama : (Mewujudkan Daya Tahan)
 Kelas X (Sepuluh)  merencanakan piknik,  kali  ini dipilih ke Pulau  Junda.  Sebuah pulau  yang  belum dihuni manusia.  Dan dari buku Geografi  hanya  dijelaskan bahwa  pulau  tersebut  punya pantai  yang sempit  yang hanya bisa  untuk  mendarat  tongkang,  tidak ada  listrik.  Pulau  kecil  dengan  luas   30,29 hektar  itu  menjadi sasaran piknik  para  petualang  untuk  dapat  memuaskan  rasa penasaran  akan  misteri semak belukar  dan uji nyali  bagi para pemberani.  Pagi itu  12 siswa Kelas X  memutuskan  berangkat,   membawa peralatan  kemping,   bekal  makan - minum  untuk  perjalanan 8 hari…… Setelah  berputar-putar  mencari   tempat  sandaran, didapatlah batu sandaran.
Hari pertama dan kedua dilalui dengan petualangan yang mengasyikkan. Tiba hari ketiga   terdengar gelegar ombak, perahunya pecah. Berhari-hari mereka cemas tak pasti.  Keluarga mereka menunggu dengan harap cemas. Polisi mengumumkan badai dan gelombang bisa berlangsung  lebih  dari  tiga bulan.  Tidak ada perahu dan Heli yang bisa mendekat. Para pelajar mulai cemas, lima orang mengalami sakit, hari ke 7 makanan mulai menipis. Haqi  salah seorang  diantara  mereka, berinisiatif  mengumpulkan  teman-temannya.  “Kawan,  kalau badai ini  terus  berlangsung bagaimana,  sementara  persediaan makanan kita  semakin habis,  Apa yang harus kita lakukan ?” tanya Haqi.
“Gak ada yang bisa dilakukan, kamu sih  kenapa ajak kesini ?” sergah Dodik temannya. “ Ya, Haqi ngawur dan nekat ajak kita kesini” tambah Totoy.
 “Kenapa kalian  mau dan ikut,  aku kan tidak pernah memaksa, kalian yang ikut sendiri !  Sekarang  suka tidak suka kita sudah disini, harus menerima kenyataan ini” tandas Haqi.
 Sampai hari kesepuluh, mereka masih berdebat saling menyalahkan kenapa harus ke pulau ini.
 Sampai kapan mereka akan terus saling menyalahkan ?
 Apa yang seharusnya dilakukan, bila ternyata sampai 4 bulan gelombang tinggi terus  menghajar pulau itu ?
 Bagaimana mengatasi konflik diantara mereka ?
Soal Kedua : ( Mewujudkan Daya Saing )
Alkisah, di sebuah pulau yang dihuni 5000-an penduduk, mereka hidup dengan nyaman.   Menyandarkan  hidup  dari   bercocok  tanam   dan menangkap ikan/nelayan, mereka hidup sederhana di gua  atau rumah kayu  beratap daun.   Setelah kebutuhan  dasarnya terpenuhi,   mereka menginginkan hidup yang  lebih baik,  mereka tidak bisa lagi hidup  di gua atau beratap daun. Mereka perlu membangun rumah, beli perabot dan sekolahkan anak. Mereka menyadari kebutuhannya tidak cukup diproduksi di pulau itu. Mereka memerlukan barang-barang   seperti semen untuk membangun, perlengkapan toilet, kaca dan lainnya untuk peningkatan hidup. Masalahnya, dari mana mereka dapat uang ?  Apa yang bisa ditukarkan ?   Disinilah masalah Daya Saing menjadi sebuah  pertanyaan.
Bagaimana mereka merancang dan mewujudkan Daya Saing ?
Bagaimana  agar tidak  konflik  dan  dapat  terwujud  sinergitas antar anggota masyarakat ?
Soal Ketiga : ( Mewujudkan Keunggulan yang berkelanjutan )
Setelah tahap kedua diatas terlampaui, mereka mendapatkan apa yang diinginkan lewat karya  dan  bertukar kebutuhan  dengan warga pulau lainnya. Kini warga pulau itu menyadari bahwa manusia dipulau-pulau lain  banyak yang hidupnya lebih menderita  dari mereka,  namun juga ada yang lebih maju. Warga cendikia diantara mereka menyampaikan usul bahwa untuk  mewujudkan Keunggulan harus dengan cara memberikan sumbangan pada dunia sekitarnya.    Mereka juga sadar apa yang telah dicapai hingga saat ini bisa hilang,  karena itu harus dipertahankan. Tak ada pilihan agar kualitas hidupnya meningkat,  maka kemampuan  individual  dan  sosial  warga pulau itu  harus terus meningkat secara berkelanjutan.
Bagaimana  mewujudkan  sesuatu  yang  bermanfaat  besar bagi warga dunia ?
Bagaimana menjaga keberlanjutan apa yang sudah dicapai ?
Apa yang harus dilakukan agar dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tahan, Daya Saing dan Keunggulan ?

Soal Keempat : ( Mewujudkan keunggulan Bojonegoro yang berkelanjutan)
Menjawab soal keempat ini sebagaimana kasus diatas, sebenarnya juga menjawab bagaimana membangun Bojonegoro.
1.   Bagaimana Bojonegoro dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti pangan, energy, pendidikan dan lainnya ? Apa saja Kebutuhan yang harus dipenuhi ?  Bagaimana cara mewujudkannya ? Berapa lama waktu diperlukan ?
(Modal apa yang sudah ada, masalah apa yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikannya ? )
2.   Bagaimana Bojonegoro dapat menciptakan Daya Saing ?
3.   Bagaimana Bojonegoro dapat mewujudkan Keunggulan yang berkelanjutan ?
Soal Pertama : (Mewujudkan Daya Tahan)
 Mereka akan terus saling menyalahkan apabila diantara mereka tidak ada yang mampu menjadi leader / pemimpin yang baik dalam sebuah kondisi yang tidak baik. Seorang pemimpin yang dapat memberikan solusi dari sebuah pertikaian, yang mampu berfikir jernih dan selalu mempertimbangkan segala sesuatunya.
Seharusnya mereka menyadari awal dari tujuan dan niat mereka berpetualang di Pulau Junda yang notabene adalah sebuah pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Mereka juga seharusnya memahami dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, sehingga mereka bisa mempersiapkan segala sesuatu yang harus dilakukan ketika kemungkinan buruk itu terjadi.
Namun saling menyalahkan dalam kondisi seperti ini adalah hal paling bodoh yang tidak seharusnya mereka lakukan, yang hanya menghabiskan waktu dan tenaga. Dalam kondisi yang tertekan seperti ini, mereka harus tetap bisa berfikir jernih untuk mencari jalan keluar, bukannya berdebat yang hanya akan menimbulkan konflik, perpecahan dan pertikaian diantara mereka. Pada awalnya mereka kan mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari kesenangan dan menguji nyali mereka?!
Berfikir positif, tetap tenang serta kreatif adalah kunci bagi mereka untuk tetap dapat bertahan di pulau Junda tersebut. Apabila mereka mau untuk berfikir positif, pulau seluas 30,29 hektar bisa mereka manfaatkan untuk melatih mereka bertahan hidup di alam bebas, melatih kemandirian mereka serta rasa tanggung jawab mereka sebagai seorang teman antara satu dengan yang lainnya.
Waktu yang tersisa bisa mereka manfaatkan untuk memperbaiki perahu mereka yang pecah. Apabila perahu yang mereka gunakan tidak mungkin lagi dapat diperbaiki, mereka dapat memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan untuk dijadikan sebagai rakit.
Persediaan mereka  yang kian menipis dapat diatasi dengan cara mencari ikan atau kerang dan binatang-binatang laut yang lainnya. Alam juga meyediakan segala sesuatu untuk dapat dimanfaatkan oleh makhluk lainnya seperti manusia.
Jadi yang harus mereka lakukan adalah menghentikan pertikaian dan saling menyalahkan, berfikir positif dan kreatif serta menjaga kesehatan serta kebugaran agar dapat tetap bertahan jika keadaan yang paling buruk menimpa mereka. Dan untuk mengatasi konflik yang ada adalah dengan cara mengingatkan kembali tujuan mereka ke Pulau Junda adalah untuk bersenang-senang dan menguji nyali mereka di pulau terpencil tersebut, jadi tidak ada yang harus disalahkan. Toh ketika mereka terjebak di pulau  tersebut akan banyak pengalaman yang mereka dapatkan dan hikmah yang dapat dipetik serta mempererat persahabatan mereka lebih dekat lagi.
Soal Kedua : ( Mewujudkan Daya Saing )
Sebenarnya mereka mempunyai potensi yang sangat tinggi dari hasil mereka bercocok tanam dan nelayan yang bisa mereka tukarkan dengan uang atau barang-barang yang mereka inginkan dari pulau lain. Daya saing dari mereka dapat tercipta dari keinginan mereka yang sama-sama ingin memajukan kehidupannya. Karena sudah menjadi sifat dasar manusia yang selalu tidak terpuaskan hasratnya akan sesuatu yang mereka inginkan. Maka dari itu apabila salah satu dari mereka telah berhasil memajukan kehidupannya, maka secara tidak langsung hal itu dapat menjadi stimulus bagi yang lainnya untuk turut serta memajukan kehidupannya juga.
Karena persaingan dalam kehidupan adalah hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan mutu yang lebih bagus, jadi persaingan tersebut harus tetap dalam koridor persaingan yang sehat dan tanpa diiringi konflik yang berkepanjangan. Sehingga apa yang mereka impikan niscaya akan menjadi kenyataan.
Dalam persaingan (yang berkonotasi positif) antara anggota masyarakat yang harus dilakukan agar tidak memicu konflik yang ada adalah dengan cara memahami dan mengerti tujuan awal mereka dalam persaingan tersebut,yaitu meningkatkan mutu kehidupan masing-masing. Namun tidak boleh mereka melupakan bahwa mereka adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Untuk menciptakan sinergitas pada 5000 masyarakat ini, para petani bisa menukarkan hasil pertanian mereka dengan ikan yang telah nelayan dapatkan. Jadi dukungan antara satu dan yang lainnya sangat kuat, meskipun hakikatnya mereka hidup dalam persaingan.
Soal Ketiga : ( Mewujudkan Keunggulan yang berkelanjutan )
Untuk mewujudkan sesuatu yang bermanfaat besar bagi warga dunia, kembali kepada pembahasan bahwa manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Hidup manusia akan terasa lebih bermanfaat apabila manusia tersebut bermanfaat bagi orang lain, sebagaimana Nabi Muhammad bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”.
Setelah mereka mendapatkan apa yang telah mereka idamkan dan mendapat kelayakan hidup yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, serta mereka mengetahui dan menyadari bahwa ada yang jauh lebih memprihatinkan kehidupannya dibandingkan dengan mereka, sudah menjadi tanggung jawab mereka yang mampu untuk menolong yang tidak mampu, yang kuat membantu yang lemah agar kehidupan yang mereka jalani jauh lebih bermanfaat dari sebelumnya.
Untuk sesuatu yang bermanfaat bagi warga dunia, mereka yang bercocok tanam dan para nelayan bisa mengekspor hasil panen dan hasil laut mereka ke pulau lain atau bahkan ke negara-negara tetangga. Agar mereka yang hidup di pegunungan, di padang pasir atau bahkan di kutub sekalipun yang tidak bisa bercocok tanam ataupun bukan nelayan dapat merasakan bagaimana nikmatnya ikan dan sayur-sayuran hasil panen mereka.
Kita tidak boleh cepat merasa puas untuk menjaga dan mempertahankan yang telah dicapai dan harus konsisten dengan apa yang telah kita lakukan dahulu sampai sekarang dan nanti. Sifat boros juga harus dihindari sejauh mungkin agar kita tetap berada pada posisi yang kita inginkan, namun sombong juga hal yang tidak patut dilakukan.
Dengan inofasi dan terobosan-terobosan serta percobaan yang kita lakukan, kita dapat meningkatkan suatu kualitas, meningkatkan daya saing serta daya tahan dan keunggulan kita. Keberanian dalam mengambil resiko juga perlu dilakukan.
Dengan tidak cepat puas serta menjaga konsistensi maka kita akan memperoleh keberlanjutan bahkan peningkatan atas apa yang telah tercapai. Saat ini Bojonegoro sudah dapat dikatakan sebagai kabupaten yang mandiri dan merangkak menuju perubahan yang besar,kawasan seluas kurang lebih 2.834 Km2 yang mana penduduknya sangat beragam dalam segi pencarian biaya kehidupan juga akan menciptakan daya saing yang kuat. Sebagian kelompok masyarakat terdiri dari petani, pedagang, penambang pasir, batu, pembuat bata, berkebun dan pengrajin.
Namun sangat disayangkan adalah dalam bidang pendidikan, saat ini yang sering digembar-gemborkan adalah pendidikan berkarakter tetapi banyak pendidiknya yang justru sama sekali tidak mempunyai karakter sama sekali. Seharusnya sebagai seorang pendidik harus dapat dijadikan sebagai contoh bagi murid-muridnya sehingga generasi bangsa ini ke depannya akan menjadi lebih baik.
Yang perlu di benahi dari para pendidik adalah rasa tanggung jawab mereka yang harus lebih di tingkatkan laig. Saya yakin apabila mereka mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap murid-muridnya maka akan semakin maju tidak hanya Bojonegoro, tetapi juga bangsa kita ini.
Batik Jenogoroan, ledre, Tembakau dan seni ukir merupakan aset yang harus pemerintah kabupaten kembangkan. Ukiran “perjamuan terakhir” karya orang Bojonegoro dari sebuah bengkel ukir di kawasan Teuku Umar beberapa waktu  lalu mampu menembus pasar mancanegara dengan harga yang fantastis. Hal itu merupakan sinyal yang baik untuk kemajuan bidang-bidang lainnya.
Kita mempunyai tambang minyak di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan yang mempunyai kapasitas produksi 25.800 liter/hari, di Desa Hargomulyo kita juga mempunyai sekitar18 sumur dengan kapasitas produksi sekitar 12.700 liter/hari. Dan apabila itu semua mampu kita explore secara mandiri, maka Bojonegoro kedepan akan menjadi sebuah kota besar yang semakin Matoh karena masih banyak daerah lain di sekitar Bojonegoro yang mempunyai tambang minyak sehingga kita punya rasa percaya diri yang tinggi untuk bersaing dengan daerah-daerah lain.
Pemerintah seharusnya memberikan apresiasi bagi mereka yang bergelut di bidang UKM agar dapat memancing masyarakat yang lainnya untuk melakukan hal-hal yang lebih positif dan mandiri. Jangan sampai masyarakat Bojonegoro mencari makan di tanah orang, karena sebenarnya tanahnya sendiri sangat berlimpah ruah. Jangan sampai bojonegoro menjadi budak, karena kita mampu menjadi raja.
Untuk mewujudkan keunggulan yang berkelanjutan adalah dengan cara terus menjaga konsistensi dan terus berinofasi dalam berkarya.
Pengenalan produk-produk hasil karya Bojonegoro ke luar kota merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan sekaligus turut serta mensejahterakan masyarakat Bojonegoro sendiri sehingga mampu menjadi Kabupaten kebanggaan serta menjadi kota yang selangkah lebih maju dari kabupaten-kabupaten lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar